Pandangan dan
Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif
Jaman Kuna
(Alam Pikiran Yunani)
(Disusun guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Filsafat Sejarah )
Dosen Pengampu: Drs. Kayan Swastika, M. Si.
Kelas B
Disusun oleh :
Qoriatus Shofiah NIM: 130210302007
Dita Yuliantika NIM: 130210302048
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur ami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Filsafat Sejarah dengan judul Pandangan dan
Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif Jaman Kuna (Alam Pikiran Yunani) ”.
Tak lupa pula
kami sampaikan terima kasih kepada dosen Pengampu mata kuliah Filsafat Sejarah,
Bapak Drs. Kayan Swastika, M. Si yang telah membimbing dan rekan – rekan
mahasiswa yang telah memberikan dukungan kepada kami, serta semua pihak yang
tak dapat disebutkan satu persatu.. Sehingga, makalah ini sebagai tugas
kelompok yang diberikan pengampu dapat selesai sesuai jadwal.
Makalah ini kami buat
sebagai tugas dan
pegangan tambahan wawasan dan ilmu yang dapat berguna bagi pembaca
terutama mahasiswa pendidikan sejarah. Semoga dengan adanya makalah ini kita
dapat mempelajari perkembangan filsafat sejarah spekulatif. Kemudian kami
mengharapkan kritik
dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan agar makalah ini jauh lebih baik dan
dapat berguna dalam pembuatan tugas – tugas selanjutnya. Terima kasih
Jember, September 2014
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan sejarah merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan sosial. Ilmu pengetahuan sejarah yang mempelajari suatu peristiwa
masa lalu. Di samping itu, filsafat sejarah mempelajari apa yang tersirat dalam
sejarah itu sendiri. Filsafat sejarah memiliki unsur-unsur, yaitu filsafat
sejarah spekulatif dan filsafat sejarah kritis. Keduanya berbeda dan memiliki
arti masing-masing.
Manusia memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa,
sehingga manusia terkadang kurang puas dengan apa yang sudah didapat atau
diperoleh dari dirinya sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain. Sehingga
filsafat inilah yang mampu mencoba memenuhi
itu semua.
Seperti yang kita ketahui bahwa sejarah yang
merupakan peristiwa teratur yang berjalan menurut kerangka dan tidak acak-acakan
menjadi asumsi yang mendasari munculnya filsafat sejarah spekulatif. Pandangan
dan pemikiran orang barat (eropa barat) selalu disebut-sebut paling tajam dalam
perumusan-perumusannya, jelas, terang dan realistis. Tak dapat dipungkiri bahwa
dasar pandangan dan pemikiran itu berasal dari alam pemikiran Yunani pada jaman
kuna. Dari sinilah perlu mengetahui dan mengkaji perkembangan filsafat sejarah
spekulatif dari masa ke masa, terutama pemikiran-pemikiran awal filsafat
sejarah spekulatif di jaman kuna (alam pemikiran yunani).
I.2 Rumusan Masalah
1)
Bagaimana
pandangan dan pemikiran filsafat sejarah spekulatif pada jaman kuna?
2)
Siapa saja para
tokoh atau filsuf Yunani pada jaman kuna?
I.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pandangan dan pemikiran filsafat
sejarah spekulatif pada jaman kuna; dan
2) Untuk mengetahui para tokoh atau filsuf Yunani pada
jaman kuna.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah
Spekulatif pada Jaman Kuna
II.1.1 Hukum Fatum (Alam Pikiran Yunani)
Heredotus mengagumi kebesaran
dan keberanian orang-orang besar, pahlawan, pendeta maupun raja karena
perjuangannya dianggap sebgai sebab utama perubahan dalam sejarah. Dalam
pandangan Heredotus, ia menganggap kehendak dewa-dewa sebagai penggerak sejarah
terutama bagi perkembang-perkembangan yang tidak dapat menerangkannya.
Sedangkan Thucydides menganggap bahwa sejarah adalah ilmu pengetahuan eksak
tentang peristiwa masa lampau. Dari pandangan kedua tokoh ini dianut oleh
sejarawan Mesir, Babylonia dan Yunani. Dan pandangan filsafatnya ditentukan
oleh Hukum Fatum.
Hukum Fatum dalam diri
manusia bersumber dari alam pikiran Yunani.
Alam pikiran yunani adalah dasar dari perkembangan alam pikiran barat.
Salah satu sendi penting adalah anggapan tentang manusia dan alam. Pada
dasarnya alam raya sama dengan alam kecil, yaitu manusia; makrokosmos sama
dengan mikro kosmos. Kosmos menunjukkan bahwa alam itu teratur dan di alam itu
hukum alam berkuasa. Kosmos bukanlah chaos
atau kekacauan! Hukum apakah yang
berlaku dalam makro dan mikro kosmos? Alam raya dan alam manusia itu dikuasai
oleh nasib (qadar) yaitu sesuatu kekuatan gaib yang menguasai
makrokosmos-mikrokosmos. Perjalanan hidup alam semesta ditentukan oleh nasib,
qadar atau fatum. Perjalanan
matahari, bulan, bintang, manusia
dan sebagainya tak dapat menyimpang dari jalan yang sudah ditentukan oleh
nasib. Hukum alam yang menjadi dasar dari segala hukum kosmos adalah hukum
lingkaran atau hukum siklus. Segala kejadian, segala peristiwa akan terjadi
lagi, terulang lagi.
Apabila
digambarkan seperti dibawah ini :
Semi Malam Musim
Hujan
Berbuah Tumbuh Sore Pagi Pancaroba Pancaroba
Berbunga
Siang Kemarau
Arti hukum siklus ialah bahwa setiap peristiwa kejadian akan
terulang kembali, seperti siklus di atas. Seperti matahari tiap-tiap pagi
terbit, demikian tiap-tiap peristiwa akan dialami lagi. Oleh sebab itu,
terdapatlah dalil “ di dunia tidak terdapat sesuatu (peritiwa) yang baru,
segala sesuatu tentu berulang menurut siklus”.
a b c d
a1 b1 c1 d1
a2 b2 c2 d2
a3 ....
Hukum siklus di Indonesia disebut cakra-manggilingan, yaitu cakram-berputar dan
dilukiskan seperti di bawah ini:
Yang dimaksud cakra-manggilingan ialah bahwa manusia tidak dapat
melepaskan diri dari cakram dan segala kejadian-peristiwa berlangsung dengan
pasti. Cakram adalah lambang dari nasib(qadar) yang berputar terus serba abadi
tanpa putus-putusnya. Manusia terpaku pikat erat pada cakram, hidup bergerak
naik turun seirama dengan cakram dijagat raya, serasi dengan cakram dijagat
raya. Nasib adalah kekuatan tunggal yang
menentukan gerak sejarah; manusia hanya menjalani dan menjalankan qadarnya.
Maka oleh sebab itu, manusia Yunani hidup dengan bebas, tidak memikirkan
sesuatu. segala sesuatu berjalan dengan sendirinya.
Zaman lampau telah terjadi menurut kodrat alam, terlaksana menurut
qadar. Jadi mereka berpikir tak pernah menyesalkan sesuatu yang tak ada
faedahnya dan tak meninjau ke belakang. Zaman yang akan datang akan terjadi
seperti telah dikodratkan; manusia tidak akan dapat mengubah qadar itu. Maka
tak perlu mencemaskan masa yang akan datang dan nikmatilah masa yang sekarang
serta menerima nasib dan qadar yang ada. Hal ini disebut dengan amor fati (Cintailah nasibmu).
Qadar, nasib atau fatum
bagi alam yunani merupakan kekuatan tanggal yang tak dikenal dan tak perlu
dikenal. Penggerak kosmos diterima pemberiannya dengan gembira: amor fati. Oleh sebab itu, cerita
sejarah dari masa itu melukiskan kejadian-peristiwa dengan rasa gembira dan
menyerah (kepada qadar).
Sifat dari cerita sejarah ialah realistis, menurut kenyataan dengan
menceritakan peristiwa-peristiwa itu sedemikian, seolah-olah harus terjadi
demikian, harus terjadi begitu, harus dan lain tidak! Manusia menyerah dengan
gembira.
II.2 Para Tokoh atau Filsuf Yunani Pada Jaman Kuna
Filsafat Barat dimulai di Yunani. Pengaruh filsafat timur
memang ada , akan tetapi hanya sedikit. Sifat-sifat filsafat yunani sangatlah mempengaruhi
seluruh alam pikiran barat: melepaskan diri dari mitos-mitos dan mencari
pertanggung jawaban yang rasional daripada kenyataan mencariapayang tetap dan
kekal dalam kenyataan yang berubah-ubah. Realistis, terang, tajam dalam
perumusan-perumusan, teratur dan rapi.
a. Kelahiran (pre- Sokratisi): filsafat alam
mencari penjelasan daripada alam, khususnya terjadinya segala-galanya dari
prinsip pertama(arche).
·
Mashab Miletos:
Thales (625-545), Anaksimander (610-540), Anak Simenes (585-528).
·
Pythagoras(580-500).
·
Heraklitos(540-480).
·
Mashab Elea:
Parmenides (530-440), Zeno (490).
·
Jonisi:
Empedokles (483), Anaksagoras (499-428), Demokritos (460-370).
b. Perkembangan. Memustakan
penyelidikan pada manusia. Filsafat alam tidak dapat memberikan jawaban yang mwmuaskan,
maka timbulah sikap kaum “shofis”(“Pedagang
Pengetahuan”)
·
Kaum Sofis:
Protagoras (481-411), Gorgias (483-375).
·
Socrates
(470-400).
c. Zaman Keemasan. mencari syntesa antara filsafat
alam dan filsafat tentang manusia
·
Plato (429-347
SM), meneruskan dan menyempurnakan ajaran Socrates. Inti ajarannya prinsip
pertama, kesusilaan,alam, negara
·
Aristokles
(348-322 Sebelum Masehi), murid Plato filsuf pertama yang berhasil menemukan
pemecahan persoalan-persoalan besar daripada filsafat, yang dipersatukannya dalam
satu sistem. Meliputi: Logika, Filsafat alam, Ilmu Jiwa, Metafisika (sebab
Pertama), Etika, Ilmu Politik.
Hasil-hasil pemikirannya sekarang masih
berlaku (Hylemorfisme)
d. Zaman Keruntuhan
Etika.
· Stoa (300
Sebelum Masehi) 200 sesudah Masehi). Hendak membeikan ajaran hidup praktis,
agak materialistis; memperkembangkan logika lebih lanjut. Yang terkenal:
Zeno ( 336-364
sebelum Masehi),
Seneca
(4-73),Epiktetus (50-117)
· Epikuris
(341-271 sebelum masehi), materialistis dan “akuistis”: kebahagiaan adalah kepuasan diri, “ permulaan dan akar
kebaikan ialah kenikmatan perut”.
· Skeptis (kesangsian, tak mungkin orang mencapai
kepastian Pyrrho (360-270 sebelum Masehi), Sesktus Empirikus (150).
e. Perkembangan Baru. Neo-platonisi, bersikap religius,
kebatinan.
· Plotinus (205-270), dan
· Porfryus (232-315), muridnya. Buku yang terkenal:
Enneaden (9 buku), ajaran Emanasi.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1.
Hukum Fatum
Hukum Fatum dalam diri
manusia bersumber dari alam pikiran Yunani yang merupakan dasar dari
perkembangan alam pikiran barat. Salah satu sendi penting adalah anggapan
tentang manusia dan alam. Pada dasarnya alam raya sama dengan alam kecil, yaitu
manusia; makrokosmos sama dengan mikro kosmos. Kosmos menunjukkan bahwa alam
itu teratur dan di alam itu hukum alam berkuasa. Kosmos bukanlah chaos atau
kekacauan, Alam raya dan alam manusia itu dikuasai oleh nasib (qadar) yaitu
sesuatu kekuatan gaib yang menguasai makrokosmos-mikrokosmos. Perjalanan hidup
alam semesta ditentukan oleh nasib. Hukum alam yang menjadi dasar
dari segala hukum kosmos adalah hukum lingkaran atau hukum siklus. Hukum alam
yang seperti ini di Indonesia seperti hukum cakra-manggilingan.
Yang dimaksud cakra-manggilingan ialah bahwa manusia tidak dapat
melepaskan diri dari cakram dan segala kejadian-peristiwa berlangsung dengan
pasti. Cakram adalah lambang dari nasib (qadar) yang berputar terus serba abadi
tanpa putus-putusnya. Manusia terpaku pikat erat pada cakram, hidup bergerak
naik turun seirama dengan cakram dijagat raya, serasi dengan cakram dijagat
raya. Nasib adalah kekuatan tunggal yang menentukan gerak sejarah; manusia
hanya menjalani dan menjalankan qadarnya. Maka oleh sebab itu, manusia Yunani
hidup dengan bebas, tidak memikirkan sesuatu. segala sesuatu berjalan dengan
sendirinya dan mencintai nasibnya (amor
fati). Oleh sebab itu, cerita sejarah dari masa itu melukiskan
kejadian-peristiwa dengan rasa gembira dan menyerah (kepada qadar).
2. Para Tokoh atau
Filsuf Yunani Pada Jaman Kuna
Filsafat Barat dimulai di Yunani. Sifat-sifat filsafat
yunani sangatlah mempengaruhi seluruh alam pikiran barat: melepaskan diri dari
mitos-mitos dan mencari pertanggung jawaban yang rasional daripada kenyataan
mencari apa yang tetap dan kekal dalam kenyataan yang berubah-ubah. Realistis,
terang, tajam dalam perumusan-perumusan, teratur dan rapi.
·
Kelahiran (pre-
Sokratisi): Mashab Miletos {Thales (625-545), Anaksimander (610-540), Anak
Simenes (585-528)}, Pythagoras(580-500), Heraklitos(540-480), Mashab Elea {Parmenides
(530-440), Zeno (490)}, dan Jonisi
{Empedokles (483), Anaksagoras (499-428), Demokritos (460-370)}.
·
Perkembangan:
Kaum Sofis {Protagoras (481-411), Gorgias (483-375)}, dan Socrates (470-400).
·
Zaman Keemasan:
Plato (429-347 SM), Aristokles (348-322
Sebelum Masehi),
·
Zaman Keruntuhan Etika: Stoa (300 SM - 200 Masehi){Zeno ( 336-364 SM),
Seneca (4-73), Epiktetus (50-117)}, Epikuris (341-271 SM), Skeptis (360-270
SM), Sesktus Empirikus (150).
·
Perkembangan Baru:
Plotinus (205-270), dan Porfryus
(232-315).
DAFTAR PUSTAKA
Salam, Drs. Burhanuddin. 2000. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara
http://books.google.co.id/books?id=W1QjahZpw80C&printsec=frontcover&dq=inauthor:%22R.+Moh+Ali%22&hl=id&sa=X&ei=LmcmVLXjHsOouwSSooJI&ved=0CBsQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false
Tidak ada komentar:
Posting Komentar