Jumat, 12 Desember 2014

filsafat sejarah alam pikiran Yunani







Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif
Jaman Kuna (Alam Pikiran Yunani)
(Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Sejarah )
Dosen Pengampu: Drs. Kayan Swastika, M. Si.
Kelas B




Disusun oleh :
Qoriatus Shofiah            NIM: 130210302007
Dita Yuliantika              NIM: 130210302048






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014



KATA PENGANTAR
                                     
Segala puji syukur ami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan  hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Filsafat Sejarah dengan judul Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif Jaman Kuna (Alam Pikiran Yunani) .
Tak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada dosen Pengampu mata kuliah Filsafat Sejarah, Bapak Drs. Kayan Swastika, M. Si yang telah membimbing dan rekan – rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan kepada kami, serta semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu.. Sehingga, makalah ini sebagai tugas kelompok yang diberikan pengampu dapat selesai sesuai jadwal.
Makalah ini kami buat sebagai tugas dan pegangan tambahan wawasan dan ilmu yang dapat berguna bagi pembaca terutama mahasiswa pendidikan sejarah. Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat mempelajari perkembangan filsafat sejarah spekulatif. Kemudian kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan agar makalah ini jauh lebih baik dan dapat berguna dalam pembuatan tugas – tugas selanjutnya. Terima kasih

                                                                                                            Jember,  September 2014

                                                                                        Kelompok 1



















BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan sejarah merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial. Ilmu pengetahuan sejarah yang mempelajari suatu peristiwa masa lalu. Di samping itu, filsafat sejarah mempelajari apa yang tersirat dalam sejarah itu sendiri. Filsafat sejarah memiliki unsur-unsur, yaitu filsafat sejarah spekulatif dan filsafat sejarah kritis. Keduanya berbeda dan memiliki arti masing-masing.
Manusia memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa, sehingga manusia terkadang kurang puas dengan apa yang sudah didapat atau diperoleh dari dirinya sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain. Sehingga filsafat inilah yang mampu mencoba memenuhi  itu semua.
Seperti yang kita ketahui bahwa sejarah yang merupakan peristiwa teratur yang berjalan menurut kerangka dan tidak acak-acakan menjadi asumsi yang mendasari munculnya filsafat sejarah spekulatif. Pandangan dan pemikiran orang barat (eropa barat) selalu disebut-sebut paling tajam dalam perumusan-perumusannya, jelas, terang dan realistis. Tak dapat dipungkiri bahwa dasar pandangan dan pemikiran itu berasal dari alam pemikiran Yunani pada jaman kuna. Dari sinilah perlu mengetahui dan mengkaji perkembangan filsafat sejarah spekulatif dari masa ke masa, terutama pemikiran-pemikiran awal filsafat sejarah spekulatif di jaman kuna (alam pemikiran yunani).
I.2 Rumusan Masalah
1)   Bagaimana pandangan dan pemikiran filsafat sejarah spekulatif pada jaman kuna?
2)   Siapa saja para tokoh atau filsuf Yunani pada jaman kuna?
I.3 Tujuan
1)      Untuk mengetahui pandangan dan pemikiran filsafat sejarah spekulatif pada jaman kuna; dan
2)      Untuk mengetahui para tokoh atau filsuf Yunani pada jaman kuna.




BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif pada Jaman Kuna
       II.1.1 Hukum Fatum (Alam Pikiran Yunani)
Heredotus mengagumi kebesaran dan keberanian orang-orang besar, pahlawan, pendeta maupun raja karena perjuangannya dianggap sebgai sebab utama perubahan dalam sejarah. Dalam pandangan Heredotus, ia menganggap kehendak dewa-dewa sebagai penggerak sejarah terutama bagi perkembang-perkembangan yang tidak dapat menerangkannya. Sedangkan Thucydides menganggap bahwa sejarah adalah ilmu pengetahuan eksak tentang peristiwa masa lampau. Dari pandangan kedua tokoh ini dianut oleh sejarawan Mesir, Babylonia dan Yunani. Dan pandangan filsafatnya ditentukan oleh Hukum Fatum.
Hukum Fatum dalam diri manusia bersumber dari alam pikiran Yunani.  Alam pikiran yunani adalah dasar dari perkembangan alam pikiran barat. Salah satu sendi penting adalah anggapan tentang manusia dan alam. Pada dasarnya alam raya sama dengan alam kecil, yaitu manusia; makrokosmos sama dengan mikro kosmos. Kosmos menunjukkan bahwa alam itu teratur dan di alam itu hukum alam berkuasa. Kosmos bukanlah chaos atau kekacauan! Hukum apakah yang berlaku dalam makro dan mikro kosmos? Alam raya dan alam manusia itu dikuasai oleh nasib (qadar) yaitu sesuatu kekuatan gaib yang menguasai makrokosmos-mikrokosmos. Perjalanan hidup alam semesta ditentukan oleh nasib, qadar atau fatum. Perjalanan matahari, bulan, bintang,  manusia dan sebagainya tak dapat menyimpang dari jalan yang sudah ditentukan oleh nasib. Hukum alam yang menjadi dasar dari segala hukum kosmos adalah hukum lingkaran atau hukum siklus. Segala kejadian, segala peristiwa akan terjadi lagi, terulang lagi.

Apabila digambarkan seperti dibawah ini :
                        Semi                              Malam                                   Musim Hujan
           
       Berbuah              Tumbuh   Sore                       Pagi         Pancaroba                    Pancaroba
           
         Berbunga                           Siang                                        Kemarau

Arti hukum siklus ialah bahwa setiap peristiwa kejadian akan terulang kembali, seperti siklus di atas. Seperti matahari tiap-tiap pagi terbit, demikian tiap-tiap peristiwa akan dialami lagi. Oleh sebab itu, terdapatlah dalil “ di dunia tidak terdapat sesuatu (peritiwa) yang baru, segala sesuatu tentu berulang menurut siklus”.
a              b                 c                  d
a1             b1                c1                d1
a2             b2                c2                d2
a3             ....
Hukum siklus di Indonesia disebut cakra-manggilingan, yaitu cakram-berputar dan dilukiskan seperti di bawah ini:
Yang dimaksud cakra-manggilingan ialah bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari cakram dan segala kejadian-peristiwa berlangsung dengan pasti. Cakram adalah lambang dari nasib(qadar) yang berputar terus serba abadi tanpa putus-putusnya. Manusia terpaku pikat erat pada cakram, hidup bergerak naik turun seirama dengan cakram dijagat raya, serasi dengan cakram dijagat raya. Nasib adalah kekuatan  tunggal yang menentukan gerak sejarah; manusia hanya menjalani dan menjalankan qadarnya. Maka oleh sebab itu, manusia Yunani hidup dengan bebas, tidak memikirkan sesuatu. segala sesuatu berjalan dengan sendirinya.
Zaman lampau telah terjadi menurut kodrat alam, terlaksana menurut qadar. Jadi mereka berpikir tak pernah menyesalkan sesuatu yang tak ada faedahnya dan tak meninjau ke belakang. Zaman yang akan datang akan terjadi seperti telah dikodratkan; manusia tidak akan dapat mengubah qadar itu. Maka tak perlu mencemaskan masa yang akan datang dan nikmatilah masa yang sekarang serta menerima nasib dan qadar yang ada. Hal ini disebut dengan amor fati (Cintailah nasibmu).
Qadar, nasib atau fatum bagi alam yunani merupakan kekuatan tanggal yang tak dikenal dan tak perlu dikenal. Penggerak kosmos diterima pemberiannya dengan gembira: amor fati. Oleh sebab itu, cerita sejarah dari masa itu melukiskan kejadian-peristiwa dengan rasa gembira dan menyerah (kepada qadar).
Sifat dari cerita sejarah ialah realistis, menurut kenyataan dengan menceritakan peristiwa-peristiwa itu sedemikian, seolah-olah harus terjadi demikian, harus terjadi begitu, harus dan lain tidak! Manusia menyerah dengan gembira.

II.2 Para Tokoh atau Filsuf Yunani Pada Jaman Kuna
Filsafat Barat  dimulai di Yunani. Pengaruh filsafat timur memang ada , akan tetapi hanya sedikit. Sifat-sifat filsafat yunani sangatlah mempengaruhi seluruh alam pikiran barat: melepaskan diri dari mitos-mitos dan mencari pertanggung jawaban yang rasional daripada kenyataan mencariapayang tetap dan kekal dalam kenyataan yang berubah-ubah. Realistis, terang, tajam dalam perumusan-perumusan, teratur dan rapi.
a.       Kelahiran (pre- Sokratisi): filsafat alam mencari penjelasan daripada alam, khususnya terjadinya segala-galanya dari prinsip pertama(arche).
·         Mashab Miletos: Thales (625-545), Anaksimander (610-540), Anak Simenes (585-528).
·         Pythagoras(580-500).
·         Heraklitos(540-480).
·         Mashab Elea: Parmenides (530-440), Zeno (490).
·         Jonisi: Empedokles (483), Anaksagoras (499-428), Demokritos (460-370).
b.      Perkembangan.  Memustakan penyelidikan pada manusia. Filsafat alam tidak dapat memberikan jawaban yang mwmuaskan, maka timbulah sikap kaum “shofis”(“Pedagang Pengetahuan”)
·         Kaum Sofis: Protagoras (481-411), Gorgias (483-375).
·         Socrates (470-400).
c.       Zaman Keemasan. mencari syntesa antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia
·         Plato (429-347 SM), meneruskan dan menyempurnakan ajaran Socrates. Inti ajarannya prinsip pertama, kesusilaan,alam, negara
·         Aristokles (348-322 Sebelum Masehi), murid Plato filsuf pertama yang berhasil menemukan pemecahan persoalan-persoalan besar daripada filsafat, yang dipersatukannya dalam satu sistem. Meliputi: Logika, Filsafat alam, Ilmu Jiwa, Metafisika (sebab Pertama), Etika, Ilmu Politik.
Hasil-hasil pemikirannya sekarang masih berlaku (Hylemorfisme)
d.      Zaman Keruntuhan Etika.
·   Stoa (300 Sebelum Masehi) 200 sesudah Masehi). Hendak membeikan ajaran hidup praktis, agak materialistis; memperkembangkan logika lebih lanjut. Yang terkenal:
Zeno ( 336-364 sebelum Masehi),
Seneca (4-73),Epiktetus (50-117)
·   Epikuris (341-271 sebelum masehi), materialistis dan “akuistis”: kebahagiaan   adalah kepuasan diri, “ permulaan dan akar kebaikan ialah kenikmatan perut”.
·  Skeptis (kesangsian, tak mungkin orang mencapai kepastian Pyrrho (360-270 sebelum Masehi), Sesktus Empirikus (150).
e.       Perkembangan Baru. Neo-platonisi, bersikap religius, kebatinan.
·  Plotinus (205-270), dan
·  Porfryus (232-315), muridnya. Buku yang terkenal: Enneaden (9 buku), ajaran Emanasi.





BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1.      Hukum Fatum
Hukum Fatum dalam diri manusia bersumber dari alam pikiran Yunani yang merupakan dasar dari perkembangan alam pikiran barat. Salah satu sendi penting adalah anggapan tentang manusia dan alam. Pada dasarnya alam raya sama dengan alam kecil, yaitu manusia; makrokosmos sama dengan mikro kosmos. Kosmos menunjukkan bahwa alam itu teratur dan di alam itu hukum alam berkuasa. Kosmos bukanlah chaos atau kekacauan, Alam raya dan alam manusia itu dikuasai oleh nasib (qadar) yaitu sesuatu kekuatan gaib yang menguasai makrokosmos-mikrokosmos. Perjalanan hidup alam semesta ditentukan oleh nasib. Hukum alam yang menjadi dasar dari segala hukum kosmos adalah hukum lingkaran atau hukum siklus. Hukum alam yang seperti ini di Indonesia seperti hukum cakra-manggilingan.
Yang dimaksud cakra-manggilingan ialah bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari cakram dan segala kejadian-peristiwa berlangsung dengan pasti. Cakram adalah lambang dari nasib (qadar) yang berputar terus serba abadi tanpa putus-putusnya. Manusia terpaku pikat erat pada cakram, hidup bergerak naik turun seirama dengan cakram dijagat raya, serasi dengan cakram dijagat raya. Nasib adalah kekuatan tunggal yang menentukan gerak sejarah; manusia hanya menjalani dan menjalankan qadarnya. Maka oleh sebab itu, manusia Yunani hidup dengan bebas, tidak memikirkan sesuatu. segala sesuatu berjalan dengan sendirinya dan mencintai nasibnya (amor fati). Oleh sebab itu, cerita sejarah dari masa itu melukiskan kejadian-peristiwa dengan rasa gembira dan menyerah (kepada qadar).
2. Para Tokoh atau Filsuf Yunani Pada Jaman Kuna
Filsafat Barat  dimulai di Yunani. Sifat-sifat filsafat yunani sangatlah mempengaruhi seluruh alam pikiran barat: melepaskan diri dari mitos-mitos dan mencari pertanggung jawaban yang rasional daripada kenyataan mencari apa yang tetap dan kekal dalam kenyataan yang berubah-ubah. Realistis, terang, tajam dalam perumusan-perumusan, teratur dan rapi.
·         Kelahiran (pre- Sokratisi): Mashab Miletos {Thales (625-545), Anaksimander (610-540), Anak Simenes (585-528)}, Pythagoras(580-500), Heraklitos(540-480), Mashab Elea {Parmenides (530-440), Zeno (490)},  dan Jonisi {Empedokles (483), Anaksagoras (499-428), Demokritos (460-370)}.
·         Perkembangan: Kaum Sofis {Protagoras (481-411), Gorgias (483-375)}, dan Socrates (470-400).
·         Zaman Keemasan: Plato (429-347 SM),  Aristokles (348-322 Sebelum Masehi),
·         Zaman Keruntuhan Etika: Stoa (300 SM - 200 Masehi){Zeno ( 336-364 SM), Seneca (4-73), Epiktetus (50-117)}, Epikuris (341-271 SM), Skeptis (360-270 SM), Sesktus Empirikus (150).
·         Perkembangan Baru: Plotinus (205-270), dan  Porfryus (232-315).






DAFTAR PUSTAKA



Salam, Drs. Burhanuddin. 2000. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara

http://books.google.co.id/books?id=W1QjahZpw80C&printsec=frontcover&dq=inauthor:%22R.+Moh+Ali%22&hl=id&sa=X&ei=LmcmVLXjHsOouwSSooJI&ved=0CBsQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar